Kemaren tepat setahun lumpur Lapindo. Setahun yang lalu pula tempat aku di besar kan mulai digerogoti lumpur panas. Aku ingat saat itu aku masih di bangku SMA. Setelah habis-habisan berjuang melawan UNAS dan ujian-ujian yang lain dikejutkan dengan semburan lumpur panas.
Pada awalnya aku merasa mungkin tak lama semburan bakal mampet. Namun dalam hitungan hari lumpur makin meluber ke pemukiman warga. Sungguh kejadian yang tak diperkirakan.
Setelah aku lulus SMA, aku mulai aktiv lagi di dunia kepramukaan dan PMR. Pada akhirnya aku ditugaskan oleh 'senior'ku dulu untuk melatih PMR di SMA Kemala Bhayangkari 3 Porong tempat beliau mengajar. Itupun tak lama, cuma selama persiapan menghadapi lomba PMR. Setiap aku berangkat melatih, kulihat hamparan lumpur panas di Desa Siring bagaikan lautan. Disertai dengan bau yang menyengat yang sesekali membuat sesak nafas.
Naasnya, sehari sebelum lomba tanggul jebol dan menenggelamkan rumah salah seorang PMRist yang aku latih. Degan sangat prihatin sekali disertai rasa bingung berharap dia masih punya semangat untuk lomba. Sungguh kejadian yang mencabik-cabik hati kami semua.Tak lama dari kejadian itu, rumah teman SMAku terendam lumpur. Terpaksa dia harus mengungsi di Pasar Baru Porong. Genap sudah deritanya. Setelah dulu menjelang UNAS orang tuanya bercerai sekarang ditambah lagi masalahnya dengan lumpur.
Namanya Vesty, alhamdulillah dia sekarang sudah bekerja. Entah sekarang dia masih mengungsi di Pasar Baru Porong atau sudah pindah mengontrak rumah. Informasi terakhir yang ku dapat tahun baru kemarin, dia masih mengungsi di Pasar Baru Porong.Jikalau diingat-ingat lagi tentang kejadian itu, sungguh tak kuasa hati ini menahannya. Serasa tercabik-cabik batin ini. Karenanya aku tak pernah posting tentang Lumpur Lapindo di blogku. Terakhit aku posting Lumpur Lapindo kira-kira bulan September tahun lalu di blogku yang lama. Setelah itu aku tak pernah lagi memposting hal serupa.
Jarak lumpur dengan rumahku hanya tinggal beberapa kilometer lagi. Mungkin pada saatnya nanti giliranku menyusul nasib saudara-saudaraku. Aku siap jika itu harus terjadi.Meskipun harus pindah dari Sidoarjo aku akan tetap mencintai dan tak kan melupakan kotaku tercinta, Sidoarjo.
Di Sidoarjo semua kenangan tercipta dan tak akan musnah meski Sidoarjo mungkin akan musnah...
Gusti Pengeran kulo, ing ngarso Panjenengan kulo sujud tansah ngucap ngaturaken sedoyo kalepatan kulo sedoyo (Sidoarjo). Mugi Panjenengan paring segoro pangapunten dumateng kulo sedoyo. Kanthi saget nyumpet Lumpur ingkang murka. Amin...
1 celotehan:
Hello brur...
weeessss.. blog baru rek
sering2 di-update yach..!
Posting Komentar